WISATA HALAL DAN FESTIVAL MUHARRAM NTB





WISATA HALAL DAN FESTIVAL MUHARRAM
 Pada tahun 2015, NTB ditetapkan oleh Kementrian Pariwisata sebagai distinasi pariwisata syari’ah bersama Propinsi Aceh dan Sumatera Barat. Tiga propinsi ini sebagai plot project distinasi wisata syari’ah di nusantara. Bila plot project ini berhasil maka tentu akan dikembangkan ke propinsi-propinsi lain yang layak sesuai dengan potensi yang dimiliki. Potensi utama yang harus dimiliki oleh propinsi bersangkutan tentu mayoritas pendududknya muslim. NTB dengan pulau Lomboknya terkenala dengan tagling seribu masjid. Pulau Sumbawa seluruh kerajaan yang peninggalannya msih dapat disaksikan berlabel kesultanan. Sultan Bima, Sultan Dompu, ddan Sultan Sumbawa. Dalam terminologi pemerintahan, Sultan adalah istilah pemerintahan dalam kerajaan Islam. Pemerintahan tersebut  berlandaskan syari’ah Islam. Sumatera Barat terkenal dengan Warung Padang. Bila kita seorang muslim berada di daerah minoritas muslim di nusantara maka bila ingin makan pasti akan mencari Warung Padang.  Mengapa mencari Warung Padang karena yakin pasti muslim. Kalau Aceh jangan tanya, GAM lahir karena keinginan warga Aceh untuk menjadikan propinsi itu menjadi Negera Islam (Aceh Darussalam). Saat ini satu-satunya propinsi yang menerapatkan syari’ah Islam yangmenjadi salah satu persyaratan GAM bubar.Kementrian Pariwisata dalam menetapkan tiga propinsi sebagai lokus uji coba wisata syari’ah yang saat ini lebih dikenal dengan “Wisata Halal”  tentu berdasarkan kajian yang holistik dengan pendekatan ilmiah. Kebijakan ini diikuti dengan penggelontoran 30 % anggaran Kementerian Pariwisata 2015 utuk ke-3 lokasi plot project ini. Sekiranya anggaran Kementrian Pariwisata 1 teriliun maka 300 meliar akan dikuncurkan untuk 3 propinsi. Kalau dibagi rata maka NTB akan mendapatkan  anggaran sebesar 100 miliar. Cukup pantastis. Implikasi dari ditetapkan NTB sebagai wisata Syari’ah maka NTB telah membuktikan diri menjadi propinsi yang layak untuk label itu dengan keberhasilannya meraih dua pengharagaan Internasional dalam bidang pariwsiata, yakni The World Best Halal Tourism Destination dan The World Best Honeymoon Destination.Penghargaan bergengsi dalam bidang pariwisata dunia Islam.Penghargaan dunia terhadap pariwisata NTB telah membawa barokah bagi masyrakat NTB. Pemerintah pusat dan organisasi-organisasi kemasyarakatan, politik, profesi, dan lain-lain telah menjadikan NTB sebagai lokasi kegiatan-kegiatan yang berskala nasional. NTB menjadi lokasi peringatan Hari Pers Nasional, MTQ Nasional, Munas Parfi yang menyisakan masalah, yang terbaru  Munas Himpunan  Pramuwisata Indonesia (HPI), dan lain-lain serta pada bulan Oktober akan diselenggarakan Rapat Kerja Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Informati dan  Komputer (Rakernas APTIKOM) di Mataram. Dalam Rakernas ini akan hadir sekitar 1.500 orang pengelola Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer se-Indonesia. Ini bila tiap perguruan tinggi informatika dan komputer/prodi informatika/komputer   hanya mengutus satu orang. Tetapi selama Rakernas diadakan  sebagian besar PT-PT komputer ini mengutus 2 sampai dengan 3 orang per-kampus. Dengan demikian kegiatan ini besar kemungkinan akan dihadiri  sekitar 3000-an peserta.
Pemerintah pusat di samping menjadikan NTB sebagai lokasi kegiatan pemerintahan berskala nasional tetapi yang lebih membanggakan bahwa NTB telah mendapat perguruan tinggi negeri bidang pariwsiata. Pada tahun 2016 ini Politeknik Pariwsiata Negeri Lombok telah mulai menerima mahasiswa baru. Perguruan tinggi negeri yang bernauang di bawah Kementerian Pariwisata. Perguruan tinggi ini menjadi investasi masa depan bagi generasi muda NTB yang akan bergelut di bidang pariwisata. Alumni perguruan tinggi ini akan mengelola pariwsiata NTB dengan ilmu yang diperoleh. Bekerja dengan ilmu pasti hasilnya akan lebih baik untuk kepentingan banyak pihak dan jangka panjang. Konsep pariwsiata halal atau syarai’ah tentu akan dikaji di dalam kampus ini dengan melibat para pakar dan pihak-pihak yang berkepentingan sehingga tidak ada lagi perdebatan yang tidak perlu.Halal atau syari’ah saat ini masih dalam perdebatan. Bagaimanakah fomulasinya. Tetapi yang pasti, halal itu yang sesuai dengan syari’at Islam. Pengelolaan pariwisata yang sesuai dengan syari’at Islam. Dalam dunia pariwisata ada beberapa elemen yang menjadi satu sistem, yakni distinasi (obyek wisata), trasportasi, akomodasi, dan sumber daya manusia.  Elemen-lemen inilah yang harus dikelola dan dijalankan sesuai dengan syariat Islam. Barulah akan lahir istilah wisata halal.
Distinasi dalam terminologi pariwisata adalah obyek wisata. Secara teoritis ada tiga obyek wisata, yakni obyek wisata alam, budaya, dan relegi atau keagamaan. Obyek wisata alam bagi NTB sudah terbentang dengan sangat indah. Semua potensi wisata alam tersedia, ada gunung, pantai, mata air, hutan, persawahan, dan lain-lain. Obyek-obeyek ini tinggal ditata dan dikelola dengan baik supaya lebih memiliki daya tarik. Wisata budaya bahwa berbagai tradisi bagi masyarakat NTB telah tersaji. Tinggal dikembangkan, dikreasikan, dan dipertahankan/diregenerasikan. Wisata relegi adalah penyajian tradisi-tradisi keagamaan sebagai jualan dunia pariwisata. Moment-moment keagamaan dapat dijadikan sebagai jualan dalam dunia pariwisata. Dalam moment itu banyak masyarakat yang terlibat/berkunjung. Salah satu moment keagamaan untuk obyek wisata halal adalah  kehadiran tahun baru Islam pada tiap bulan Muaharram. Setiap tahun baru Islam 1 Muharram selalu diperingati oleh umat Islam dengan berbagai kegiatan keagaam pada malam/siang hari tanggal 1 Muharram. Mengapa peringatan tahun baru Islam tidak diperluas dan diperpanjang dengan berbagai kegiatan dengan Istilah Festival Muharram seperti yang selalu dilakukan oleh Kabupaten Lombok Timur dibawah kepemimpinan Bapak H.M.Ali Bin Dachlan. Dua kali menjabat sebagai bupati Lombok Timur maka selama itu Muharram selalu dimeriahkan dengan berbagai kegiatan yang bernuansa Islami. Pada periode pertama, 2003 -2008 setiap tahun Muharram diperingati dengan istilah pasar rakyat. Rakyat Lombok Timur dari kalangan kurang mampu digratiskan  makan jualan pedang kaki lima warga Lombok Timur yang berjualan di kompleks acara. Tentu jualantersebut dibeli/dibayar oleh pemerintah daerah. Ada paket sembako muharram bagi rakyat miskin, ada pameran pembangun, fertival budaya, dan lain-lain. Pada era kepemimpinan ke-2 ini, 2013 -2018 dan untuk tahun 2016 M./1438 H. peringatan Muahrram lebih meriah lagi denga istilah Festival Muharram, yang akan berlangsung dari tanggal 25 September – 01 Nopember 2016. Dengan predikat NTB sebagai distinasi wisata halal selayaknya Festival Muharram bukan hanya dilakukan di Lombok Timur tetapi di semua kabupaten/kota se-NTB dibawah koordinasi pemerintah propinsi. Festival Muharram menjadi kaleder event pariwsiata NTB. Wallahuaklam bissawab. 

Sumber / Penulis :Mugni Sn. (M.Pd.,M.Kom.,Dr.)(KADISPAR LOTIM  /Anggota Dewan Riset Daerah NTB)




 
x


Related Posts

Subscribe Our Newsletter